Rasulullah saw diketahui sebagai anak
semata wayang yang tak memiliki saudara kandung, namun beliau memiliki
banyak saudara sepersusuan. Di antaranya adalah Asy-Syaima' yang
merupakan putri Halimah As-Sa'diyah, ibu susu Rasulullah. Namanya pun
masih dikenang dan digunakan masyarakat Arab untuk menamai putri mereka
sebagai tanda kehormatan atas jasanya merawat Rasulullah saw.
Selama lima tahun, bersama ibunya,
Asy-Syaima' merawat dan mengasuh Rasulullah saw. Suatu hari ketika
menimang-nimang Muhammad kecil, Asy-Syaima' berkata, “Wahai Tuhanku,
jagalah Muhammad sampai kami melihatnya tumbuh dewasa. Kemudian kami
ingin melihatnya sebagai seorang pemimpin yang disegani. Hancurkanlah
para musuhnya dan orang yang dengki kepadanya serta berikanlah dia
kemuliaan yang kekal selamanya.”
Doa tersebut didengar Abu Urwah al-Azdi
yang menyatakan betapa indah untaian kata yang diucapkan Asy-Syaima'. Ia
pun berdoa semoga doa Asy-Syaima' dikabulkan Allah swt.
Suatu ketika, setelah memenangkan perang
Hunain, kaum Muslimin memperoleh banyak harta rampasan dan tawanan
perang. Di antara tawanan perang itu terdapat Asy-Syaima' Binti Harits,
saudara sepersusuannya.
Ketika itu, kuda yang ditunggangi
Rasulullah berhenti mendadak dan enggan jalan lagi. Para sahabat
berusaha sekuat tenaga untuk menyeret kuda tunggangan Rasul. Namun tetap
tak bergeming. Tak lama kemudian Asy-Syaima mendekati sekumpulan
Muslimin dan mengatakan bahwa ia adalah sahabat mereka. Lalu ia
mendekati Rasulullah dan menunjukkan tanda bahwa ia adalah saudara
sepersusuannya. Sambil berkata “Wahai Nabi, saya adalah saudarimu.”
Rasul mengenalinya dan seketika berdiri menyambut Asy-Syaima'. Beliau
menggelar surbannya, lalu dengan santun dan penuh haru mempersilakan
Asy-Syaima' duduk di atasnya.
Rasulullah segera menanyakan Asy-Syaima'
tentang keinginannya pulang ke kampung halaman. Jika Asy-Syaima' mau,
Rasulullah menawarkan untuk mengantarkannya. Meski demikian, beliau
meminta agar Asy-Syaima tinggal lebih lama dan menetap di sana.
Asy-Syaima lebih memilih dipulangkan ke
kaumnya. Ia pun mengikrarkan dirinya sebagai Muslimah dan Rasul
menghadiahinya seekor unta serta tiga budak laki-laki dan seorang budak
perempuan.
Begitulah, sikap yang ditunjukkan
Rasulullah saw, selalu menghormati dan memperlakukan saudaranya dengan
baik, sekalipun bukan saudara kandung. Mereka yang berjasa dalam
kehidupan Rasulullah sudah selayaknya kita kenang dan mengambil
pelajaran darinya.
Izinkanlah saya menulis / menebar sejumlah doa, semoga Allaah SWT mengabulkan. Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘alamiin.
ReplyDeleteLebih dan kurang saya mohon maaf. Semoga Allaah SWT selalu mencurahkan kasih sayang kepada KAUM MUSLIM sekaligus melindungi dari musibah – KHUSUSNYA PARA AHLUL BAIT : yang hidup maupun yang mati, di dunia maupun di akhirat. Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘aalamiin.
Asyhaduu anlaa ilaaha illallaah wa asyhaduu anna muhammadarrasuulullaah
A’uudzubillaahiminasysyaithaanirrajiim
Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin,
Arrahmaanirrahiim
Maaliki yaumiddiin,
Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin,
Ihdinashirratal mustaqiim,
Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi ‘alaihim waladhaaliin
Aamiin
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, hamdan yuwaafi ni’amahu, wa yukafi mazidahu, ya rabbana lakal hamdu. Kama yanbaghi lii jalaali wajhika, wa ‘azhiimi sulthaanika.
Allaahumma shalli wa sallim wa baarik, ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa wa Maulaanaa Muhammadin wa ikhwaanihii minal anbiyaa-i wal mursaliin, wa azwaajihim wa aalihim wa dzurriyyaatihim wa ash-haabihim wa ummatihim ajma’iin.
ALLAAHUMMAFTAHLII HIKMATAKA WANSYUR ‘ALAYYA MIN KHAZAA INI RAHMATIKA YAA ARHAMAR-RAAHIMIIN.
Rabbana hablana min azwaajina, wa dzurriyyatina qurrata a’yuniw, waj’alna lil muttaqiina imaamaa.
Allaahummaghfirlii waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii shagiiraa.
Ya Allaah, tetapkanlah kami selamanya menjadi Muslim.
Ya Allaah, percepatlah kebangkitan KAUM MUSLIM. Pulihkanlah kejayaan KAUM MUSLIM, Lindungilah KAUM MUSLIM dari kesesatan dan berilah KAUM MUSLIM tempat mulia di akhirat.
Allaahumma innaa nas’aluka salaamatan fiddiini waddun-yaa wal akhirati wa ’aafiyatan fil jasadi wa ziyaadatan fil ‘ilmi wabarakatan firrizqi wa taubatan qablal mauti, wa rahmatan ‘indal mauti, wa maghfiratan ba’dal maut. Allahuma hawwin ‘alainaa fii sakaraatil mauti, wannajaata minannaari wal ‘afwa ‘indal hisaab.
Allaahumma inna nas aluka husnul khaatimah wa na’uudzubika min suu ul khaatimah.
Allaahuma inna nas’aluka ridhaka waljannata wana’uudzubika min shakhkhatika wannaar.
Allaahummadfa’ ‘annal balaa-a walwabaa-a walfahsyaa-a wasy-syadaa-ida walmihana maa zhahara minhaa wamaa bathana min baladinaa haadzaa khaash-shataw wamin buldaanil muslimuuna ‘aammah.
Allaahumma ashlih lanaa diinanal ladzii huwa ‘ishmatu amrina Wa ashlih lanaa dun-yaanal latii fii haa ma’asyunaa. Wa ashlih lanaa aakhiratanal latii ilaihaa ma’aadunaa. Waj’alil hayaata ziyadatan lanaa fii kulli khairin. Waj’alil mauta raahatan lanaa min kulli syarrin.
YA ALLAAH, IZINKANLAH SEGALA NAMA DAN GELAR SAYYIDINA WA NABIYYINA WA MAULAANAA MUHAMMAD SHALLALLAAHU’ALAIHI WA AALIHI WA SHAHBIHI WA UMMATIHI WA BARAKA WAS SALLAM MEWUJUDKAN BERKAH KE SEANTERO SEMESTA – KHUSUSNYA KAUM MUSLIM.
YA ALLAAH, CURAHKANLAH KASIH SAYANG-MU KE SEANTERO SEMESTA SEKALIGUS LINDUNGILAH DARI BENCANA – KHUSUSNYA KAUM MUSLIM.
—— doa khusus untuk PARA NABI, PARA KELUARGANYA, PARA SAHABATNYA, SEMUA YANG BERJASA PADA (PARA) NABI, PARA SALAF AL-SHAALIH, PARA SYUHADA, PARA WALI, PARA HABAIB, PARA IMAM, PARA ULAMA DAN SEMUA YANG BERJASA PADA ISLAM, SERTA SEMUA MUSLIM SALEH YANG (TELAH) WAFAT. Semoga Allaah selalu mencurahkan kasih sayang kepada mereka.
ALLAAHUMMAGHFIRLAHUM WARHAMHUM WA’AAFIHIM WA’FU ‘ANHUM
ALLAAHUMMA LAA TAHRIMNAA AJRAHUM WA LAA TAFTINNAA BA’DAHUM WAGHFIRLANAA WALAHUM
———————
Rabbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa ‘adzaabannaar wa adkhilnal jannata ma’al abraar.
Rabbanaa taqabbal minna innaka antassamii’ul aliimu wa tub’alainaa innaka antattawwaaburrahiim. Washshalallaahu ‘alaa sayyidinaa wa nabiyyinaa wa maulaanaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka wassallam.
HASBUNALLAAH WANI’MAL WAKIIL NI’MAL MAULA WANI’MAN NASHIIR.
Subhana rabbika rabbil ‘izzati, ‘amma yasifuuna wa salamun ‘alal anbiyaa-i wal mursaliin, walhamdulillahirabbil ‘aalamiin.
Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘aalamiin.
Ganie, Indra Ali – Bintaro Jaya, Tang-Sel, Banten, Indonesia