Ada orang yang mendapatkan kesenangan dengan puasa, dan ada juga yang bersenang-senang selama bulan puasa. Berikut ini ulasan dari keduanya.
Senangnya berpuasa antara lain adalah:
Bulan Ramadhan dapat diumpamakan seperti bulan menerima `bonus' tahunan bagi orang mukmin karena pahala berlipat ganda adalah rahmat Allah SWT yang tidak terhingga. Segala kebaikan diberi bonus pahala yang akan meninggikan derajat di Akhirat nanti. Ganjaran ini mendorong manusia untuk melebihkan amal. Lantas manusia berebut-rebut memburu bonus pahala selama sebulan ini. Seandainya satu pahala dibalas oleh Allah SWT dengan sekuntum bunga syurga maka nilainya lebih tinggi berbanding nilai dunia dan segala isinya.
2. Dibuka pintu syurga
Ini sebagai tanda bahwa Allah SWT membentangkan rahmat-Nya dengan luas di bulan Ramadhan agar hamba-Nya lebih senang memperbanyak amalan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
3. Ditutup pintu Neraka
Bukan saja pintu neraka ditutup, malah siksa kubur juga turut dihentikan sepanjang bulan ramadhan ini. Para mukmin tentulah mengharapkan keampunan Allah SWT. Penutupan pintu neraka itu sebagai isyarat bahwa Allah SWT mengampuni dosa hamba-hamba-Nya yang memohon di bulan Ramadhan.
4. Syaitan dibelenggu
Bagi memudahkan orang mukmin memperolehi kesempurnaan puasa dan beribadat, maka dibebaskan mereka dari gangguan syaitan. Tentulah lebih ringan beribadah dalam keadaan hanya sekadar berhadapan dengan dorongan nafsu sahaja. Artinya dua musuh utama manusia sudah dikurangi sehingga tinggal satu saja. Tentu lebih mudah bertarung dengan satu musuh berbanding dua.
5. Pengisian rohani
Walaupun sekadar sunnah muakkad, shalat terawih bertujuan untuk mengisi rohani. Dalam keadaan fisik sedikit lemah, nafsu sedikit dikekang dan didera maka serentak dengan itu ada pula program pengisian rohani. Ini karena kekuatan rohani (batin) amat penting dalam memikul beban dan tanggungjawab sebagai mukmin. Inilah faktor penentu baik seseorang itu mampu memikul perintah Allah SWT dan meninggalkan larangan-Nya. Apabila rohani kosong atau lemah, ibadah yang lain pun turut lemah, syariat longgar, disiplin hidup pun tidak ada , akhlak pula hancur musnah. Maka, banyaklah terjadi berbagai perkara negatif. Hilang kebahagian dan keharmonian hidup.
6. Kesehatan jasmani dan rohani
Perut kita diistirahatkan selama sebulan untuk mengembalikan fungsinya yang telah bekerja sepenuh masa di bulan lain. Kita tidak didorong untuk mengisi perut diwaktu malam walaupun telah kosong di waktu siang. Prinsip umat Islam dalam soal makan ialah "makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang" memberi efek pengurangan penyakit di kalangan umat Islam.
7. Penghematan
Waktu siang sudah tentu tidak ada belanja untuk makan minum yang biasanya 3 kali sehari. Selain itu, aktivitas berjalan-jalan dan seperti itu dikurangi . Waktu malam pula selain berbuka sedikit, makan malam serta sahur, tentulah tiada lagi tumpuan kepada makan karena beribadah dan tidur. Sekiranya penghayatan sebegini berlaku tentulah dapat menghemat belanja serta tanpa berlebihan dan mubazir . Dan elok pula kalau belanja itu dialihkan kepada sedekah dan kebaikan lain demi mendapatkan pahala.
8. Kehalusan perasaan dan ketajaman akal
Rasulullah SAW dan para sahabat sehingga ahli sufi memilih makan sekadar memperoleh tenaga untuk beribadah dan bekerja karena hal ini menjadikan perasaan bertambah halus, peka atau sensitif, dapat merasakan kebesaran Allah SWT serta mudah tersentuh hati terhadap dosa. Akal juga tajam dan dapat mengenal kebenaran. Ahli tafsir dan hadis sangat mementingkan kehalusan perasaan untuk dapat merasakan roh wahyu dan hadis. Tajam pula akal hingga mudah memahami sesuatu maksud baik tersurat atau tersirat. Para pemimpin pula mudah dapat merasakan gelombang kehidupan masyarakat. Susah senang masyarakat mudah terasa oleh hatinya.
9. Merasakan kesusahan fakir miskin
Orang yang sentiasa kenyang umumnya menyangka orang lain pun kenyang seperti dirinya, tidak pernah merasakan bagaimana sakitnya penderitaan dan kelaparan golongan fakir miskin. Melalui puasa bulan Ramadhan, golongan kaya dan para pemimpin turut merasai bagaimana nasib fakir miskin yang sering kelaparan. Agar dengan itu datangnya rasa simpati orang kaya dan pemimpin terhadap mereka yang dalam kesempitan hidup.
10. Zakat Fitrah
Manifestasi dari simpati golongan kaya itu, maka Allah mengajarkan pula tanggungjawab sosial dengan diwajibkan zakat fitrah. Selain mensucikan kecacatan berpuasa, hal ini juga merupakan satu bentuk jalan penyelesaian untuk meringankan sedikit beban golongan kurang berada. Ini termasuk memberi kegembiraan kepada mereka ketika berhari raya. Selain itu, Allah SWT menganjurkan agar jurang perbedaan antara golongan-golongan ini tidak terlalu ketara. Zakat Fitrah itu adalah sebagai contoh sistem perlaksanaan saja. Semestinya mestilah memberi lebih dari ketetapan yang dibuat oleh pihak berkuasa agama.
Puasa dalam bersenang-senang
1. Makan lebih dari biasa
Penjualan berbagai makanan ada dimana-mana saja yang umum ada dibulan puasa sahaja. Hal ini merangsang nafsu makan. Berbuka dan makan malam seolah-olah menebus kembali perut kosong sepanjang siang. Malah memilih makanan yang paling dipersetujui oleh selera.
2. Belanja berlebihan
Ada juga orang yang sepanjang Ramadhan belanjanya lebih banyak dibandingkan hari biasa. Selera belanja di waktu siang tidak dijaga sehingga memborong apa saja. Selepas berpuasa sedikit, sudah terasa kekenyangan karena perut penuh. Akhirnya terjadi mubazirpembaziran. Sepatutnya makan disesuaikan dengan porsi yang lazim di bulan bukan Ramadhan.
3. Kekenyangan
Lantaran asyik membesarkan makan, sembahyang maghrib seringkali terlewat. Malah ada yang terus menghadap hidangan hingga sampai di ujung waktu maghrib. Sembahyang terawih pula hilang rasa kehambaan sebaliknya rasa terpaksa, malas, terbeban, letih dan mengantuk.
4. Kenduri setiap malam
Ada juga di antara masjid dan surau yang anggotanya dari kalangan orang-orang kota dan berada , ada yang bergilir membelanjakan uang banyak untuk berbuka di masjid. Yang berbuka itu pula terdiri dari kalangan mereka-mereka juga. Maka, berkendurilah tiap-tiap malam. Alangkah indahnya jika golongan yang semestinya menikmati nikmat tersebut. Apa salahnya kenduri itu dipindahkan ke masjid atau surau penduduk miskin .
5. Hari Raya
Belum pun tiba bulan puasa, ada di antara mall dan pertokoan sudah mempromosikan jualan hari raya. Inilah satu tradisi yang sukar untuk dihentikan. Umat Islam pula terlalu memberi perhatian kepada sambutan hari raya. Akibatnya, hilang pengertian hari raya yang sesungguhnya. Kesibukan dengan pakaian baru, perabot baru, mangkuk baru, bunga plastik baru, cat rumah baru, kue lebaran baru menyebabkan hilang nya perhatian untuk membesarkan puasa dan mencapai kemenangan (perayaan) menewaskan kerasukan nafsu.
"Orang yang senang berpuasa, Ramadhan ditunggu dengan kegembiraan dan sedih apabila tamat. Orang yang berpuasa senang-senang, tersiksa jiwanya karena kedatangan Ramadhan dan merasa lega dan gembira apabila Ramadhan tamat"
No comments:
Post a Comment
Silakan meninggalkan komentar anda terhadap artikel ini